Seperti yang telah diketahui, randomized controlled trials atau disingkat RCT ini merupakan golden standar yang digunakan untuk penelitian eksperimental guna dapat memperoleh pembuktian kausal atau causation. apabila hendak dibuktikan apakah suatu intervensi tertentu dapat menghasilkan atau menyebabkan outcome tertentu, maka diperlukan desain penelitian RCT.

Namun, tidak hanya cukup dengan menggunakan RCT saja, akan tetapi diperlukan double blind atau penyamaran ganda. Dengan kata lain, baku emas dari penelitian eksperimental yang menggunakan prinsip adalah metode RCT double blind. Sir Ronald Aylmer Fisher menemukan desain randomized control trial atau RCT. Fisher yang saat itu bekerja di stasiun penelitian pertanian, mulai mengamati bahwa eksperimen dapat membandingkan dua jenis benih pada dua petak kebun yang banyak mengandung bias.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa petak A dapat menghasilkan panen yang lebih baik dari petak B, namun tidak dapat disimpulkan bahwa benih A memiliki benih yang lebih baik dari benih B. Karena di dalamnya terkandung berbagai variabel pengganggu seperti perbedaan kesuburan tanah, perbedaan perawatan, cara memanen dan lain sebagainya.

Fisher kemudian menciptakan dasar-dasar RCT dengan membuat sejumlah petak-petak kecil yang digunakan sebagai unit sampel, yang kemudian dilakukan alokasi random terhadap petak-petak kecil tersebut pada kelompok uji dan kelompok pembanding. Dan dengan melakukan hal tersebut, seluruh variabel pengganggu yang ada pada unit sampel akan terdistribusi secara random pada kelompok uji atau tes maupun kelompok pembanding. Disitulah metode RCT double blind berfungsi.

Untuk dapat membuktikan efek terapi tertentu yang ada pada penelitian uji klinik, diadopsi lah prinsip-prinsip dari desain eksperimental Fisher. Bahkan, dikarenakan yang menjadi unit eksperimen adalah manusia, maka uji klinik tersebut haruslah tersamar ganda atau RCT double blind.

Yang dimaksud dengan double blind adalah subjek penelitian ataupun peneliti haruslah tidak tahu terhadap perlakuan atau intervensi yang diberikan. Adapun kualitas penelitian dari uji klinik ini pada prinsipnya menyangkut dua hal yaitu kualitas ilmiah dan etik.

Baca Juga Metode Penelitian Data Analisis

Penjelasan Mengenai Metode Partial Least Square

Metode VARX pada Model GSTAR dalam Penelitian dan Analisa

Untuk kualitas ilmiah Terdapat dua hal penting yang terkait yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Yang mana validitas internal di dalam metode RCT double blind menyangkut dua isu penting yaitu terkait seberapa jauh instrumental penelitian pengukur yang seharusnya terukur dan isu terkait apakah kejadian variabel outcome disebabkan oleh intervensi secara murni dan bukan oleh variabel pengganggu.

Sedangkan validitas eksternal ini terkait dengan seberapa jauh dari kesimpulan hasil suatu penelitian yang mana termasuk uji klinik dan dapat ditarik generalisasi atau digeneralisasikan ke dalam bentuk populasi.